Sabtu, 13 Juni 2009
Puisi Untuk Palestina
Kesedihanku menjadi neraka hati
mengutuk apa saja yang kurasa
Melihat darah semburat bak laut merah
Luka itu masih basah dan menganga
Dihinggapi kepedihan yang teriris ego
Mengampun dilutut sang penguasa kekejaman
Hampir mati dihujam peluru perang
Langit bergelut mengabu di ujung malam
Nafas itu sudah tak terdengar lagi
Hingga fajar menyeruak di balik puing-puing kerikil
Memecah isak tangis yang sedari malam hening meratap
Terpekur di sudut jasad mereka terkasih
Menatap nanar ujung jalan yang penuh sesak dengan mayat
Anakku...aku mengerti kegetiran yang kau alami
Meski aku tak mampu merasakan persis seperti yang kau rasakan
Perihmu pasti jauh lebih perih
Sakitmu jauh lebih sakit
Anakku...sekejam apapun hari yang kau hadapi
Sehebat apapun kekuatan yang hanya ingin menghancurkanmu
Secanggih apapun mesiu yang mereka jatuhkan di negara tercintamu
Janganlah pernah berhenti berdoa...
Percayalah anakku...hanya Allah yang sanggup menyelamatkanmu...
Puisi Anak Palestina Untuk Orangtuanya
AYAH
ayat adib salim, seorang anak palestina-
Ayah…
kenapa mereka melarangku untuk bertemu denganmu
Mereka menahanmu tanpa memberikan kesempatan kepadaku untuk memelukmu
Tak memberikan kesempatan pula memeluk Ibuku dan menghapus air matanya
Ibu…
Aku melihat air mata menetes dari wajahmu setiap pagi
Tanpa ada yang menghapusnya
Aku hanya bisa mengadu sambil menatap matahari dengan pandangan kosong
Ibu…
Kapan aku bisa bertemu dengan Ayah
Adakah kepastian Aku bertemu dengan Ayah, wahai Ibu…
Ayah…
Dimana Kamu?
Mereka terus membangun pemukiman milik Yahudi
Aku bunga Palestina nomor ktp ku 70 ribu
Sejak pagi aku belum bertemu dengan Ayah…
Hari raya demi hari raya
Satu persatu anak Palestina lahir
Satu persatu syahid berguguran
Dan selama itu Ayahku dibalik jeruji penjara zionis israel
Dibalik tempat yang layak dihuni oleh seorang budak
Ayah…
Kapan datang hari dimana Ayahku bebas dari jeruji penjara?
Aku ingatkan kepada mereka yang setiap pagi bebas mencium pipi anaknya
Aib, jika Anda membiarkan Ayahku terus dibalik penjara
Tanpa memberikan kesempatan menciumku
Aku ingin Ayah…
Aku ingin Ayah kembali padaku….
Ayo para Ayah…dengarkan jeritan hati anak-anak ini…
Puisi-puisi untuk Palestina
“Mujahid Bukan Hanya Milik Mereka yang Berdarah!”
Separuh abad sejak Nakba
Laut merah benarbenar merah
Malam kelapkelip
Siang tumpah darah
Gaza tak bisa makan rumput
Atau runtuhan masjidmasjid
Sedang tiga jam telah surut
Tinggalah ajal siap jemput
Satu sipil dibayar seratus sipil
Satu batu dilepas peluru mereka yang Zionis
Menjuntai wajahwajah manis
Palestin belum bisa bernafas
Tak ada ruang untuk pasrah
Lalu mencebur ke laut merah
Kisahmu mungkin menglir disana
Mengikuti arus sampai firdaus
Dunia menetes pikau
Tak ada jalan setapak menuju sana
Negriku ingin membagi duka
Kirimlah ke titik suci Raga, doa dan bekal roti
Karena mujahid, bukan hanya milik mereka yang berdarah!
Gaza; Kemenangan Sorga
Darah luber, lekat di sorban-sorban
Amuk awal tahun bukan kembang api
Tapi arteri mencangkul kuburankuburan mati
Hingga Gaza sempit bagi sang mujahid
Di belahan empat mata angin
Tivitivi terus mengheadline jumlah korban
Sebagian turun ke jalanjalan
Membakar bintang biru yang sembilu
Jagat dunya mengkibar bendera
Palesitina, tanah warisan tetua
1948 yang duka mengusir damai
Sampai sepanjang malam yang gusar
Menunggu masuk angin ke tubuh lapar
Pertemuan-pertemuan telah dimakan lalat
Bersama terciumnya bau fosfor yang sengat
Mendidihkan rerumput, kulit dan tetes amis
Gaza kemenanganmu bukan di dunia, tapi sorga!